Orangyang memiliki uang banyak kemudian dia itu akan mengendap.. tapi jika ia melakukan SEDEKAH uang itu akan beredar dan bermanfaat dan saling mengasihi kepada si Miskin dan duafa serta yatim piatu,.sehingga Allah SWT berkenan mengabulkan do’a Anda, sehingga akan mejadi semakin cepatlah perubahan dalam hidup kita إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. Dzat yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Sesungguhnya Rabb kalian ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dari hari-hari dunia, artinya dalam masa yang perkiraannya sama dengan enam hari karena sesungguhnya pada masa itu belum ada matahari dan bulan. Akan tetapi seandainya Allah berkehendak, maka Dia dapat menciptakannya dalam sekejap mata. Allah swt, tidak memakai cara tersebut dimaksud untuk memberikan pelajaran kepada makhluk-Nya tentang ketekunan dan kesabaran di dalam bertindak kemudian Dia bersemayam di atas Arsy bersemayamnya Allah disesuaikan dengan keagungan sifat-Nya untuk mengatur segala urusan di antara makhluk-makhluk-Nya Tiada seorang pun huruf min merupakan shilah atau penghubung yang dapat memberikan syafaat kepada seseorang kecuali sesudah ada keizinan-Nya ayat ini merupakan sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir yang menyatakan bahwa berhala-berhala mereka dapat memberikan syafaat kepada diri mereka. Zat yang demikian itulah yaitu yang menciptakan dan yang mengatur Allah, Rabb kalian, maka sembahlah Dia artinya tauhidkanlah Dia. Maka apakah kalian tidak mengambil pelajaran? lafal tadzakkaruuna asalnya tatadzakkaruuna, kemudian huruf ta yang kedua diidgamkan ke dalam huruf dzal asal kalimat, maka jadilah tadzakkaruuna. Sesungguhnya Tuhan kalian, wahai manusia, adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di dalamnya dalam waktu enam hari1. Tidak ada yang mengetahui panjangnya enam hari itu kecuali Allah. Kemudian hanya Dialah-dengan keagungan kekuasaan-Nya-yang menguasai dan mengurus hal ihwal makhluk-makhluk-Nya. Tidak ada seorang pun yang memiliki kekuasaan atas sesuatu bersama Allah dan tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang dapat memberi syafaat kepada orang lain, kecuali dengan izin-Nya. Itulah Allah, Sang Pencipta. Dialah Tuhan yang mengendalikan nikmat untuk kalian, maka sembahlah Dia semata, benarkanlah Rasul-Nya, dan berimanlah kepada kitab suci-Nya. Hendaklah kalian mengingat nikmat Allah dan merenungi ayat-ayat yang menunjukkan keesaan-Nya. 1 Allah menciptakan alam semesta dengan segala isinya dalam enam tahapan. Setiap tahapan itu terdiri atas rentang waktu yang cukup panjang. Tahapan-tahapan yang disebutkan sebagai enam hari itu merupakan tahap penundukan matahari, bulan dan bintang- bintang untuk keperluan manusia. Termasuk dalam tahapan itu juga adalah pergantian siang dan malam dan timbulnya siang menggantikan kegelapan cakrawala. Disebutnya kata "malam" sebelum kata "siang" disebabkan karena kegelapan merupakan asal dan pangkal. Sedangkan siang timbul akibat tersebarnya sinar matahari pada lapisan udara bumi yang berotasi dan juga karena radiasi matahari. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Namun Allah Yang Maha Sempurna memberi yang paling cocok untuk hamba-Nya meskipun awalnya seorang hamba tidak lantas bisa menerima takdir-Nya. (Samsul) 18 September 2017 / by admin Tags: Fakultas Ilmu Agama Islam, FIAI, Pengajian FIKIH MENCARI JODOH 15 March 2021 - 09:27; Speaker Curriculum Vitae. Dr. Ayang Utriza Yakin, DE; Muhammad Satu hal yang perlu direnungkan tentang hidup ini yakni bahwa hidup yang kita miliki sekarang ini bukanlah milik kita sendiri. sesungguhnya hidup ini adalah dari Allah, Sang Pencipta kita. Karena itu Allah-lah yang memiliki hak otoritas atas hidup kita. Bila Ia mengambilnya kita tidak ada kuasa untuk mempertahankannya. Demikian juga kita tidak ada kuasa untuk menghabisinya. Bunuh diri adalah dosa, yaitu dosa merampas hak Tuhan mencabut nyawa. Sebagai mahkluk sosial, bila Tuhan berkenan memberikan kepada kita orang-orang yang kita sayangi, entah itu adalah orang tua atau saudara kandung atau anak-anak, tatkala mereka diambil kembali oleh Tuhan maka kita tidak ada kuasa untuk menahannya. Kita memang sangat mengasihi mereka yang Tuhan berikan bagi kita untuk hidup bersama, tetapi patut kita pahami bahwa mereka juga adalah milik Tuhan yang sangat dikasihi oleh-Nya. Bila mereka itu Tuhan ambil dari kita, sebagai mahkluk sosial kita pasti merasa kehilangan, berduka cita dan berbagai perasaan lain yang bisa menimpa kita. Namun, kita juga tidak ada alasan untuk menuduh Tuhan bertindak tidak adil, karena tidak mungkin Ia salah dalam tindakanNya. Lalu bagaimana kita menghadapi kondisi yang demikian? Peristiwa yang dialami Ayub patut menjadi referensi dalam hidup kita, saat semuanya Tuhan ambil daripadanya, baik itu harta benda maupun anak-anaknya. Namun dalam situasi itu ia berkata, "Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan." Mengapa demikian? Ayub bukanlah orang yang tidak waras, melainkan seorang yang berusaha memahami maksud dan kehendak Allah dibalik semua yang terjadi dalam hidupnya. Hal yang sama pernah terjadi bagi Abraham, yang sudah sekian lama menunggu realisasi janji Allah tentang keturunan. Pada saat keturunan itu diberikan satu anak perjanjian, yaitu Isak, Tuhan meminta untuk dipersembahkan bagi-Nya. Di sini nampak bahwa Tuhan memberi satu anak dan memintanya kembali, tetapi Abraham mengikuti permintaan Tuhan dengan iman. Iman Abraham adalah bahwa kalaupun anak itu harus mati dikorbankan, tetapi Tuhan itu maha kuasa untuk membangkitkan orang mati. Itulah iman Abraham yang spektakuler sehingga ia disebut sebagai bapa orang beriman. Janji Tuhan yang sangat besar bagi setiap orang kepunyaanNya adalah "Aku menyertai kamu senantiasa". Penyertaan Tuhan bagi kita sangat besar maknanya. Mazmur 68 ayat 6 dan 7 mengatakan bahwa Allah itu menjadi Bapa bagi anak yatim, Pelindung bagi para janda serta memberikan tempat tinggal bagi orang-orang yang sebatang kara. Jadi, tatkala andalan kita di dunia orang tua, suami, saudara sudah tidak ada lagi, maka Dialah jaminan kita. Terpujilah Tuhan. {Kakek dan Nenek Lewi serta Thomas, sampai bertemu di surga} ALLAHyang memberi, ALLAH yang mengambil, segala puji bagi nama ALLAH!” Strong Ibrani Bahasa Arab وقال عريانا خرجت من بطن امي وعريانا اعود الى هناك. الرب اعطى والرب
Ibnu Athaillah mengingatkan berhati-hati terima hadiah. Ilustrasi hadiah JAKARTA – Pemberian hadiah atau apapun yang sifatnya pemberian tak luput dari adab-adab dan syariat yang menyertainya. Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam menjelaskan dua syarat dalam menerima pemberian dari orang lain. Ibnu Athaillah berkata sebagai berikut لا تَمُدَّنَ يَدَكَ إلى الأخْذِ مِنَ الخَلائِقِ، إلّا أنْ تَرى أنَّ المُعْطِيَ فِيهِمْ مَوْلاكَ. فإنْ كُنْتَ كَذلِكَ فَخُذْ ما وافَقَ العِلْمَ “Jangan pernah kau tengadahkan tanganmu untuk meminta sesuatu kepada para makhluk, kecuali kamu mengetahui bahwa yang memberikan segalanya adalah Allah ta’ala. Lantas jika kamu sudah mengetahui seperti itu, ambil saja sesuatu yang memang telah sesuai dengan ketentuan syariat.” “Pertama, jika kau lihat bahwa yang memberinya adalah Tuhanmu melalui mereka. Artinya, mereka hanyalah perantara, sedangkan yang memberi sesungguhnya adalah Allah. Pandangan semacam itu tidak sekadar menjadi ilmu dan keimanan, melainkan harus menjadi kondisi batin dan perasaan. Sikap itulah yang layak dilakukan oleh seorang murid yang ingin menyucikan diri. Kedua, jika kau telah menyadari bahwa yang memberi sebenarnya adalah Tuhanmu, maka ambillah apa yang sesuai dengan pengetahuanmu. Maksudnya, jangan kau ambil, kecuali yang sesuai dengan ilmu untuk mengambilnya.” Adapun ilmu dalam mengambil itu ada dua macam. Yakni ilmu lahir dan ilmu batin. Contoh ilmu lahir adalah tidak boleh mengambil kecuali dari tangan seorang mukalaf orang yang sudah berlaku kewajiban yang matang dan bersih. Sedangkan contoh ilmu batin, yakni tidak mengambil kecuali yang diberi atas dasar bantuan semata atau jangan diambil. Kecuali yang dibutuhkan saja untuk digunakan dalam kebutuhan tanpa berlebihan dan kekurangan. Ibnu Athaillah menerangkan bahwa sikap itulah yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menerima pemberian yang berupa sandang, pangan, dan papan. Ibnu Athaillah berkata, “Jangan kau ambil apapun yang datang kepadamu sebelum waktunya dan yang melebihi kebutuhanmu.” Jangan pula mengambil sesuatu yang diberikan hanya untuk mengujimu. Misalnya diberikan sesuatu yang sebenarnya ingin engkau tinggalkan karena Allah SWT. Sebab hal itu menurut Ibnu Athaillah hanya akan menghalangi seorang hamba untuk menunaikan hak-haknya kepada Allah SWT. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
272 Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta

Connection timed out Error code 522 2023-06-13 133204 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ab1d2ad290b7b • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Berikutini 8 jenis lelah yang disukai oleh Allah ﷻ :::⁣. ⁣. 1. Lelahnya orang yang mencari nafkah untuk keluarganya. * (Surah al-Jumū'ah, 62:10)*⁣. فَاِذَا يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ Arab-Latin Yu`til-ḥikmata may yasyā`, wa may yu`tal-ḥikmata fa qad ụtiya khairang kaṡīrā, wa mā yażżakkaru illā ulul-albābArtinya Allah menganugerahkan al hikmah kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah. Al-Baqarah 268 ✵ Al-Baqarah 270 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Berharga Mengenai Surat Al-Baqarah Ayat 269 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 269 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan berharga dari ayat ini. Tersedia bermacam penjabaran dari para ahli tafsir berkaitan isi surat Al-Baqarah ayat 269, misalnya seperti termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaAllah menganugrahkan kebenaran dalam ucapan dan perbuatan kepada siapa saja yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan barang siapa telah Allah anugrahkan itu kepadanya, maka sungguh Dia telah memberinya kebaikan yang melimpah ruah. Dan tidak ada orang-orang yang mengingat-ingat ini dan mendapatkan manfaat darinya, kecuali orang-orang yang mempunyai akal-akal yang bersinar dengan cahaya dari Allah dan hidayah dariNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram269. Dia memberikan ketepatan dalam berbicara dan bertindak kepada para hamba yang Dia kehendaki. Dan siapa yang diberikan hal itu berarti dia telah diberikan kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran dengan ayat-ayat Allah kecuali orang-orang yang mempunyai akal sempurna, yang mendapatkan cahaya dan petunjuk dari Allah.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah269. Allah memberikan ketepatan menuju kebenaran kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang diberi hal ini maka Allah telah memberinya kebaikan yang besar. Dan tidak ada yang mengambil pelajaran dari hal ini melainkan orang-orang yang sehat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah269. يُؤْتِى الْحِكْمَةَ Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya Yakni berupa ilmu, dan pendapat lain mengatakan berupa pemahaman berbagai hal, terlebih lagi pemahaman terhadap al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan pendapat lainnya mengatakan yakni berupa ketepatan dalam perkataan. وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak Yakni besar ukurannya dan tinggi nilainya. Hal ini karena orang tersebut dapat meletakkan segala urusan pada tempatnya, dapat mengukur segala urusan dengan tepat, dan memiliki kemampuan dalam mengurus urusan tersebut. Dan ini merupakan kebaikan baginya dan bagi orang disekelilingnya, karena kebaikan yang ia perbuat dan keagungan apa yang ia lakukan dan ia seru.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah269. Allah memberi ilmu, pengertian tentang rahasia Al-Qur’an, pemahaman tentang berbagai perkara, terjadian suatu ucapan dan perbuatan, dan penempatan sesuatu pada tempatnya kepada hambaNya yang dikehendaki. Dan barangsiapa diberi hikmah ilmu yang bermanfaat maka sungguh dia telah meraik kebaikan dunia akhirat. Dan tidak ada yang bisa mengambil pelajaran dari hikmah-hikmah Al-Qur’an dan wahyu kecuali orang-orang yang memiliki akal sehat📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahAllah menganugerahkan hikmah} anugerah dalam perkataan dan perbuatan {kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran} mengambil pelajaran {kecuali orang-orang yang berakalMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H269. Tatkala Allah menjelaskan orang-orang yang menafkahkan hartanya, dan bahwa Allah-lah yang memberi kepada mereka dan mengaruniakan kepada mereka harta yang mampu mereka keluarkan nafkahnya di jalan-jalan kebaikan, dan dengan itu mereka memperoleh kedudukan yang mulia, Allah menyebut hal tersebut, yaitu Allah akan memberi hikmah kepada siapa yang di kehendakiNya dari hamba-hambaNya dan siapa yang dia kehendaki kebaikan padanya dari hamba-hambaNya. Hikmah itu adalah ilmu-ilmu yang bermanfaat yang bermanfaat, pengetahuan yang benar, akal yang lurus, pemikiran yang matang, dan terciptanya kebenaran dalam perkataan maupun perbuatan. Inilah anugrah yang paling utama dan karunia yang baik. karena itu Allah berfirman, ”Dan barang siapa yang dianugerahi hikmah, dia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak.” karena dia telah keluar dari gelapnya kebodohan kepada cahaya petujuk, dari kepandingan penyimpangan perkataan dan kebenaran menuju tepatnya kebenaran padanya, serta terciptanya kebenaran, dan kerena ia telah menyempurnakan dirinya dengan kebajikan yang agung dan bermanfaat untuk makhluk dengan manfaat yang paling besar dalam agama dan dunia mereka. Seluruh perkara tidak akan berjalan baik kecuali dengan hikmah, yaitu meletakan segala sesuatu pada tempatnya dan menempatkan segala perkara pada posisinya masing-masing, mendahulukan perkara yang harus di dahulukan, megulur perkara yang memang harus di ulur. Akan tetapi perkara yang agung ini tidak akan di ingat dan tidak akan mengetahui derajat pemberian yang besar ini ”Kecuali orang-orang yang berakal.” mereka itu adalah orang-orang yang memiliki akal sehat dan cita-cita yang sempurna mereka itulah yang mengetahui yang berguna lalu mereka melakukanya dan juga mengetahui yang mudharat lalu mereka meninggalkannya. Kedua perkara ini yaitu mengarahkan nafkah harta-harta dan mengarahkan hikmah keilmuan adalah lebih utama bagi orang yang mendekatkan diri denganya kepada Allah dan perkara yang paling tinggi yang menyampaikanya kepada kemuliaan yang paling agung. ke dua perkara itulah yang disebutkan Nabi sholallohu lalaihi wasallam dalam sabdanya, ”Tidak boleh hasad kecuali dua perkara pertama seseorang di berikan oleh Allah harta lalu ia menguasainya dengan menghabiskannya dalam kebenaran, dan kedua seseorang yang di berikan oleh Allah al-Hikmah lalu dia mengajarkannya kepada manusia.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata { ٱلۡحِكۡمَةَ } Al-ẖikmah Memahami rahasia syariat dan menjaga Al-Qur’an dan sunnah. { أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ } Ulul Albâb Orang-orang yang pandai punya akal cerdas dan mau memikirkan hal yang bermanfaat. Makna ayat Pada ayat 269 Sesungguhnya Allah Ta’ala mendorong hamba-hambaNya untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang mendorong untuk melakukan amal shalih, dan hal itu hanya ada pada mempelajari Al-Qur’an dan sunnah dengan cara menghafalnya dan memahami keduanya. Allah Ta’ala berfirman; “Allah memberikan hikmah kepahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah kepada siapa saja yang dikehendakinya.” Yaitu kepada siapa saja yang mencarinya dan senang untuk mendapatkannya, sambil meminta kepada Allah untuk mengajarinya. Pada akhir ayat Allah mengabarkan bahwa siapa yang diberikan hikmah maka sungguh telah diberikan kebaikan yang banyak. Maka hendaknya orang yang berakal mencari hikmah sebelum mencari kekayaan duniawi. Ini adalah pengingat sebagaimana disebutkan dalam firmanNya; “Dan tidak ada yang mengambil peringatan itu keucali orang-orang yang berakal.” Pelajaran dari ayat • Memenuhi seruan Allah dan beramal sesuai dengan petunjukNya. • Keutamaan ilmu di atas harta.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Baqarah ayat 269 Hikmah ialah kemampuan untuk memahami rahasia syari'at agama. Ada pula yang menafsirkan "pemahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah" dan ada yang menafsirkan "tepat dalam berkata dan bertindak." Yang lain berpendapat bahwa hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang membuahkan amal serta mengetahui rahasia-rahasia syari'at. Karena hal itu dapat membawanya kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, warisan para nabi adalah ilmu, bukan harta atau lainnya. Seorang yang memiliki hikmah dapat menyempurnakan jati dirinya, ia mengetahui yang hak dan mengetahui maksudnya. Dalam bertindak, ia mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk. Dengan demikian, muncullah sikap tepat baik dalam berbicara maupun dalam bertindak serta dapat memposisikan sesuatu pada tempatnya baik bagi dirinya maupun orang lain. Tanpa yang demikian, seseorang tidak mungkin dapat sempurna. Syaikh As Sa'diy berkata "Allah Subhaanahu wa Ta'aala menciptakan hamba-hamba-Nya di atas fitrah beribadah kepada-Nya, mencintai yang baik dan mencari yang hak. Allah mengutus para rasul untuk mengingatkan mereka apa yang sebelumnya terpendam dalam fitrah dan akal mereka serta menerangkan apa saja yang belum mereka ketahui. Ketika itu, manusia terbagi menjadi dua golongan; golongan yang menyambut seruan mereka para rasul sehingga mereka ingat terhadap hal yang memberi mereka manfaat, mereka pun mengerjakannya, dan terhadap hal yang memadharatkan mereka, maka mereka tinggalkan. Mereka inilah orang-orang yang memiliki daya pikir dan akal yang sempurna. Sedangkan golongan yang satu lagi tidak menyambut seruan mereka, bahkan mereka lebih memilih perkara rusak yang datang menghampiri fitrah mereka, mereka pun meninggalkan ketaatan kepada Rabbu manusia, oleh karena itu mereka bukanlah orang-orang yang berakal."Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 269Dia memberikan hikmah, yaitu kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama dan sifat bijak berupa kebenaran dalam setiap perkataan dan perbuatan kepada siapa yang dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak, sebab dengan sifat bijak, urusan dunia dan akhirat menjadi baik dan teratur. Adakah kebaikan yang melebihi hidayah Allah kepada seseorang sehingga dapat memahami hakikat segala sesuatu secara benar dan proporsional' dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat, sebab akal sehat yang tercerahkan dengan cahaya ketuhanan dapat mengetahui kebenaran hakiki tanpa dipengaruhi hawa nafsu. Maka sinarilah jiwa dengan cahaya ketuhanan bila ingin mendapat kebaikan yang banyak. Dan apa pun infak yang kamu berikan, berupa harta atau lainnya, sedikit atau banyak, berdasar kewajiban atau anjuran Allah, atau nazar yang kamu janjikan, yaitu janji dengan mewajibkan diri melakukan suatu kebajikan yang tidak diwajibkan oleh Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka sungguh, Allah mengetahuinya, sebab dia maha mengetahui segala apa yang kamu niatkan. Siapa yang tidak melaksanakan kewajiban infak dan tidak menepati janjinya, yaitu bernazar tetapi tidak melaksanakannya atau tidak memenuhi hak Allah, maka dia termasuk orang yang zalim, dan bagi orang zalim tidak ada seorang penolong pun yang dapat menyelamatkannya dari azab dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah aneka ragam penjabaran dari beragam mufassir mengenai kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 269 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah bagi kita semua. Sokonglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Bacaan Cukup Sering Dikaji Kami memiliki ratusan konten yang cukup sering dikaji, seperti surat/ayat Al-Kahfi 1-10, An-Nashr, Az-Zumar 53, Bismillah, Al-Ashr, Al-Qari’ah. Serta Al-Ma’idah 3, An-Naziat, An-Nisa 59, Al-Lahab, Quraisy, Yusuf. Al-Kahfi 1-10An-NashrAz-Zumar 53BismillahAl-AshrAl-Qari’ahAl-Ma’idah 3An-NaziatAn-Nisa 59Al-LahabQuraisyYusuf Pencarian surat almaidah ayat 90, quran surat at-taubah ayat 119, kullun amana billahi, al waqiah ayat 23 artinya, waladholin Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah

Ribajuga termasuk sebagai dosa yang sangat besar. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang disampaikan dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 275, yaitu: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.

Seluruh isi Alkitab baik buat Anda, tapi tak banyak bermanfaat bagi Anda jika Anda tak mengenal Yesus Kristus. Untuk mengerti Firman yang tertulis, Anda harus mengenal Firman yang Hidup. Jika Anda membaca Alkitab tanpa menghargai Yesus -siapa Dia dan apa yang telah dilakukanNya demi kita^- maka Anda akan salah makan obat’. Ayat-ayat Alkitab akan tampak saling berkontradiksi dan Anda akan kebingungan. Pada bagian 1 pelajaran mengenai pemberian Tuhan, kita melihat seorang wanita yang salah sangka pada Allah, mengira Dia memberi kita hadiah/pemberian mengerikan’ seperti kemiskinan dan kematian. Sekarang mari kita lihat seorang pria yang memiliki problem yang sedikit berbeda. Dia menyangka Allah memberi kita pemberian yang baik hanya untuk mengambilnya kembali. Ya, kita akan membahas tentang Ayub. Dalam waktu singkat ia kehilangan seluruh ternaknya, pelayan-pelayannya, anak-anaknya. Ayub mengira Allah-lah yang ada di balik semua kejadian itu. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan ~Ayub 121 Jika ada ayat Alkitab yang telah menyebabkan kesalahpahaman terhadap karakter Allah, inilah salah satunya. Siapapun yang pernah mengalami kehilangan pasti pernah mendengar ayat ini. Kata-kata ini selalu diucapkan di pemakaman. Bahkan ada lagu yang liriknya berisi kata-kata Ayub itu. Untuk alasan yang tidak masuk akal, banyak orang menemukan penghiburan dengan mempercayai bahwa Allah adalah pihak yang bertanggungjawab atas kehilangan mereka. Tolong jangan salah paham – saya kagum pada kata-kata Ayub. Dia sedang mengatakan bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya ia akan terus memuji dan menyembah Allah. Tapi Ayub tetap mengatakan hal-hal bodoh tentang Allah. Dan di akhir cerita Ayub menyesali kata-katanya, “Tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui” Ayub 423. Tapi pertanyaannya belum terjawab Benarkah Allah memberi dan mengambil? Apapun gambaran kita tentang Allah harus disaring lewat Yesus Kristus. Karena Yesuslah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” Ibrani 13. Mau tahu karakter Allah? Lihatlah Yesus! Bukan mendengarkan kata-kata Ayub. Bisakah Anda bayangkan Yesus berkeliling mencuri dan membunuh? Nah, kalau tidak, mengapa banyak orang berpikir Allah yang jadi dalang kehilangan yang mereka alami? Mungkin Anda berkata, “Lho, itu kan ada di Alkitab? Hitam diatas putih – Allah yang memberi dan Allah yang mengambil.” Sekarang begini, jika Anda ingin tahu bagaimana Allah sesungguhnya, mana yang lebih baik Anda lihat a.Yesus, yang berkata, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” Yohanes 149, atau b.Ayub, yang hanya mendengar saja tentang Allah dan tidak mengenal Dia Ayub 425? Bagi saya, jelas, Yesus adalah pilihan yang lebih baik. Bentuklah pandangan Anda tentang Allah dengan memandang apa yang Yesus lakukan dan katakan. Sebagaimana telah kita pelajari pada bagian 1, Yesus datang untuk menyingkapkan Allah Sang Maha Pemberi. Anda pernah diberi sesuatu yang baik? Itu Allah yang memberikan. Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. ~Yakobus 117 SIAPA YANG MERAMPOK ANDA? Bagaimana jika Anda menderita kehilangan, seperti Ayub? Dia kehilangan hartanya, kesehatannya, dan keluarganya. Ada godaan yang sangat besar untuk menyalahkan Allah atas kehilangan Anda. Seolah hati Allah bisa berubah. Tapi Allah tidak berubah. Dalam Dia tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Dia adalah Pemberi yang amat sangat murah hati yang tak pernah mengambil lagi apa yang telah Dia berikan. Anugerah Allah dan panggilanNya adalah terjamin sepenuhnya – tak akan dibatalkan, tak akan ditarik kembali. ~Roma 1129 terjemahan The Message Jika Allah yang memberi, siapa yang mengambil kalau begitu? Lagi, Yesus menyediakan jawaban, Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. ~Yohanes 1010 Kita tak boleh keliru mengenai kedua peran ini. Yang satu adalah Pemberi, yang satu adalah pengambil. Jika Anda menerima sesuatu yang baik, berterimakasihlah pada Tuhan, karena Dia yang memberikan. Tapi jika Anda sedang kehilangan, jangan salahkan Dia. Dia tidak bertanggungjawab atas kehilangan Anda. Manusia adalah makhluk yang luarbiasa lamban belajar. Sejak awal sejarah umat manusia, iblis telah berusaha mencuri dan menghancurkan apapun yang Allah telah berikan pada manusia. Namun tetap saja ada yang berpikir Allah-lah si pencuri. Allah memberikan otoritas pada manusia atas planet ini, tapi iblis merebutnya. Allah memberikan kebebasan kepada manusia, tapi iblis dengan lihainya membuat manusia memilih perbudakan. Allah memberi manusia kehidupan kekal, kesehatan dan kemuliaan, tapi manusia menghilangkannya. Namun terpujilah Allah untuk Yesus yang telah merebut kembali apa yang iblis curi. KARMA VS KASIH KARUNIA Jika Anda berpikir Allah yang memberi sekaligus mengambil, itu artinya Anda gagal memahami karya Yesus. Yesus datang untuk menyingkapkan Bapa yang murah hati dan untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu 1 Yohanes 38. Yesus datang supaya kita memiliki hidup yang berkelimpahan, hidup sepenuhnya. Bukan hidup yang setengah-setengah. Jika Anda percaya Allah yang memberi dan yang mengambil, berarti Anda lebih percaya karma ketimbang kasih karunia. Karma percaya jika anda sehat sekarang, bisa saja besok Anda sakit. Jika Anda kaya sekarang, bisa saja besok Anda miskin. Dunia berjalan dengan prinsip memberi-menerima take and give. Tapi Allah hanya memberi. Satu-satunya hal yang akan Dia ambil dari anda -itupun kalau anda ijinkan- adalah dosa Anda, rasa malu Anda, penyakit dan rasa sakit Anda, kecemasan Anda dan ketakutan Anda. Dia mengambil semua yang melukai Anda dan hanya memberi Anda hal baik yang menjadi berkat buat Anda. ANDA AYUB ATAU DAUD? Baik Ayub maupun Daud dirampok. Keduanya sangat tertekan dan dikelilingi orang tolol yang memberi nasehat atau komentar tolol. Tapi tak seperti Ayub, Daud melakukan sesuatu, ia merebut kembali apa yang diambil darinya. Mengapa Daud melawan sementara Ayub menyerah? Karena Daud “menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya” 1 Samuel 306. Dalam kesedihannya Daud mengingat kebaikan Allah dan sadar bukan Allah yang berada di balik penjarahan yang dialaminya. Daud mengerti bahwa bukan kehendak Allah dia menderita, dia jadi dikuatkan dan melawan balik dan menang! Seandainya saya bisa menembus waktu, saya ingin menemui Ayub sebelum ketiga sobatnya datang. Saya akan bilang, “Yub, bukan Allah yang membunuh anak-anakmu! Bukan Allah yang merampok hartamu dan membuatmu borokan begini. Kamu sudah dirampok, Yub! Iblis sedang melancarkan serangan atasmu. Jangan cuma duduk saja di atas abu ini dan meratapi kemalanganmu. Berdiri dan lawan! Kamu ini pahlawan atau pecundang? Pemenang atau korban?” Gereja tak akan melihat kemenangan jika berpikir Allah yang ada dibalik semua kehilangan. Jika kita pikir Allah yang mengambil, maka kita bahkan tak akan melawan. Kita akan biarkan setan menari-nari dan menjarah keluarga kita, sambil berkata, “Allah yang memberi, Allah yang mengambil, terpujilah namaNya.” Sudah terlalu lama kita dilumpuhkan oleh ketidakpastian, yang adalah nama lain dari ketidakpercayaan. Jangan lihat pada Ayub. Lihatlah Yesus! Yesus tak pernah ragu mengenai siapa yang memberi dan siapa yang mengambil. [Paul Ellis Does God Give and Take Away?; 2 August 2010] =========================================== Tanya T Di Ayub 112 Tuhan memberi ijin kepada iblis untuk menjarah Ayub. Apa yang Anda tuliskan sepertinya mengabaikan sifat omnipoten Tuhan. Saya rasa gereja perlu menyadari bahwa penderitaan tidaklah selalu buruk. Jawab J Bisakah Anda berikan contoh penderitaan yang baik’? Saya banyak mendengar argumen seperti yang Anda sampaikan Allah itu berdaulat, jadi penderitaan merefleksikan kedaulatan kehendak-Nya. Saya punya 3 masalah dengan argumen ini 1. Argumen ini sama sekali tidak konsisten dengan karakter Tuhan Allah yang dinyatakan Alkitab. Yesus katakan, “Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja” Lukas 1819. Musa katakan, “Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia” Ulangan 324. Yohanes katakan, “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” 1 Yohanes 15. Yesus tidak mengajarkan doa seperti ini, “Bapa kami, tolonglah angkat semua penderitaan yang terjadi dalam hidup kami.” Yang Dia ajarkan adalah, “Datanglah kerajaanMu, JADILAH kehendakMu, di bumi seperti di sorga.” Penderitaan tidak termasuk dalam kehendak Bapa. Dimana kehendak-Nya terjadi, itu tidak termasuk penderitaan. Tak ada penderitaan di Eden sebelum manusia memberontak. Ya, Allah itu berdaulat. Tapi Dia tidak sakit jiwa berkepribadian ganda. Dia 100% baik setiap saat. 2. Mempercayai Allah yang menyebabkan penderitaan adalah pembunuh iman’. Jika Anda pikir Allah yang membuat Anda sakit, atau menganggur, atau kalah, Anda tak akan melawan balik, bukan? Untuk apa melawan Allah, ya kan? Anda hanya akan berbaring dalam kekalahan, menerimanya dan mempercayai kebohongan iblis. 3. Argumen ini gagal membedakan mana kedaulatan, mana kausalitas. Allah adalah Causa Prima. Tapi bukan Dia penyebab segala sesuatu. Jika Anda mengemudi saat mabuk lalu melindas seorang bocah, apakah Allah yang harus disalahkan? Allah yang kebanyakan minum, atau Anda? Kita tak bisa menyalahkan Dia untuk kesalahan kita. Bukan Allah yang menyebabkan Titanic tenggelam atau menyebabkan Belanda kalah di Piala Dunia. Ini adalah fatalisme berbalut jubah Kekristenan. Apa yang Anda dapat saat mengkombinasikan kedaulatan dan kebaikan Tuhan? Anda mendapatkan Yesus! Anda mendapatkan penebusan. Anda mendapatkan mujizat. Kemuliaan-Nya bukanlah menghukum manusia dengan derita, tapi bisa mendatangkan kebaikan bagi manusia di tengah tragedi dan penderitaan. T Pertama, kita harus mengerti penderitaan bisa saja datang dari Allah. Seorang anak remaja tentu saja tidak akan menyebut pendisiplinan yang dia terima dari orangtuanya baik’, tetapi orangtuanya tahu bahwa sedikit penderitaan sementara baik bagi si anak supaya anak itu semakin dewasa dan bijaksana dan membentuk karakternya. Disiplin/hajaran itu baik, orangtua yang menghajar juga baik Ibrani 126-11. Kedua, jika seorang Kristen kehilangan pekerjaannya karena pekerjaannya itu telah menjadi berhala baginya dan ia lebih mempercayai atasannya ketimbang Tuhan, haruskah ia melawan iblis padahal Tuhan yang membuat ia kehilangan nafkah supaya ia belajar siapa Pemberi Nafkah’nya yang sejati? Jika ia melawan, tidakkah itu berarti ia gagal memahami pelajaran dari Tuhan, dan akan mengulangi pelajaran itu di lain waktu dan tempat? Pilihan saat mengalami penderitaan bukan hanya melawan dan menyerah, tapi juga belajar karena penderitaan bisa berarti pelajaran. Ketiga, saya tidak percaya semua penderitaan asalnya dari Tuhan. Tapi saya juga tak percaya semuanya dilakukan oleh iblis dan pasukannya. Saya hanya ingin kita belajar dari penderitaan yang kita hadapi. Terus menerus melawan iblis akan menghasilkan orang yang tak mau menerima hajaran dari ayahnya, dan Ibrani 12 menyatakan jelas disebut apa anak yang demikian. J Saya ingin jelaskan 3 jenis penderitaan’. Yang pertama adalah seperti yang Ayub alami – penyakit dan tragedi. Mari kita sepakat, hal semacam ini tidak ditemukan di sorga dan Tuhan tidak menyebabkan hal ini terjadi di bumi. Yesus datang untuk membebaskan orang-orang dari penyakit dan kematian. Jika Allah Bapa memberikan penyakit dan kematian, sementara Yesus meniadakannya, berarti mereka adalah keluarga yang terbelah. Kedua, Anda menyebutkan hajaran’ atau pendisiplinan. Bapa kita yang penyayang memang mendisiplin kita, tapi BUKAN lewat penyakit atau kematian. Ayah mana yang mendisiplin anaknya dengan menimpakan penyakit lepra pada anaknya sebagai pelajaran?. Saya tak punya cukup tempat untuk menjelaskan ini mendalam, tapi kata menghajar’ di Ibrani 12 bisa berarti dididik atau dilatih. Allah melatih orang yang dikasihi-Nya. Bagaimana Ia melakukannya? Bagaimana Ia meluruskan kita saat kita melenceng? Seringnya adalah lewat Firman-Nya. Kita membaca Firman, Roh Kudus memberi kita pewahyuan, kita bertobat/ber-metanoia mengubah pikiran dan mengubah arah. Ini 100% baik dan berbeda dengan yang Ayub alami. Dilatih dan dididik oleh Roh adalah tanda bahwa kita adalah anak Ibrani 127. Ketiga, masalah dan penganiayaan bisa disebabkan oleh dunia. Tuhan memberi Anda janji, iblis menentangnya. Jadi Anda dihadapkan pada pilihan hidup dengan apa yang Anda lihat, rasakan, dengar. Atau hidup dengan iman? Penganiayaan juga adalah bagian dari mengikut Yesus dan mengabarkan Injil Yohanes 1520. Paulus dipukuli, disesah, dipenjara. Bagi saya itu penderitaan. Tapi bukan Tuhan yang memukuli dan menyesah Paulus. Saya setuju penderitaan tak selalu disebabkan oleh iblis. Manusia lebih dari sekedar mampu untuk mendatangkan penderitaan atas dirinya tanpa bantuan pihak lain. Tapi Tuhan 100% baik. Dia gunakan penderitaan jenis pertama itu bagi tujuan-Nya, tapi bukan Dia yang menyebabkannya. Jadi jika anda mengalami penderitaan, tak perlu bertanya-tanya, “Apakah ini dari Tuhan?” Tanyakan saja pada diri sendiri, “Apakah penderitaan ini adalah kehendak-Nya di sorga? Apakah Yesus menimpakan penderitaan ini atas orang-orang?” Jika jawabnya tidak, Anda bisa yakin apa kehendak-Nya atas situasi anda. T Jika Ayub salah paham tentang Allah, bagaimana anda menjelaskan Ayub 122? J Ayub beberapa kali melakukan kesalahan. Ia penuh dengan mengasihani diri Ayub 711, dia pahit Ayub 320, 272. Dia tidak percaya Allah mau mendengarkan Ayub 916. Dia harap dia tidak dilahirkan Ayub 311 dan ingin mati Ayub 321, 715, 1713. Tak heran setelah Allah mengkonfrontasi dia, Ayub bertobat. Hal seperti ini ada di Alkitab sehingga kita dididik di jalan kebenaran. Karena Ayub penuh kebenaran-diri, dia adalah contoh yang TIDAK UNTUK DITIRU! Jangan ikuti Ayub! Ikuti Yesus. T Jika Allah itu selalu baik, mengapa ada anak-anak yang kena kanker? Jika musuh adalah akar segala yang buruk, kenapa Allah biarkan? Saya telah melihat bagaimana hal buruk terjadi pada orang baik. Jika Allah mengontrol segala sesuatu, Anda harus akui Dia mengijinkan hal buruk terjadi bahkan kepada orang yang beriman kepada-Nya. Ada hal yang tak kita mengerti tentang Allah. Tapi mengapa Dia membiarkan hal buruk terjadi anak-anak menderita kanker, dibunuh, diperkosa, disiksa? Sepertinya ada hal yang memang tidak Allah hentikan terjadi. Sungguh sulit saya terima. J Saya setuju bahwa ada hal-hal tentang Allah yang kita tidak pahami. Mengapa Allah yang baik itu tidak mencegah kejahatan dan penderitaan terjadi? Saya tak tahu. Ayah saya meninggal karena kanker di usia 36 tahun beberapa minggu sebelum adik saya lahir. Mengapa Allah biarkan ini terjadi? Saya tak tahu. Saya tak punya semua jawaban. Tak seorangpun tahu sisi keabadian mengapa Allah ijinkan hal buruk terjadi. Yang saya tahu adalah Dia berkuasa dan Dia baik. Penyakit menimpa orang baik, tapi itu tak pernah berasal dari Dia. Yesus mati untuk membebaskan kita dari dosa, penyakit dan kemiskinan. Dia tak pernah minta saya memahami semuanya. Yang Dia minta adalah agar saya MEMPERCAYAI Dia. Dan itu yang saya lakukan. Penderitaan adalah pil pahit yang sulit kita telan. Tapi kita bisa tegak berdiri dengan keyakinan bahwa BUKAN kehendak-Nya kita menderita. Kita bisa menumpangkan tangan atas anak-anak yang sakit kanker dengan keyakinan Allah ingin mereka sembuh. Jika Anda ragu kehendak-Nya dalam hidup Anda, lihatlah apa yang dilakukan-Nya di salib.
MakaAllah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Karena Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (QS. Ali Imran [3]:146-148). Maka maafkanlah mereka dan lupakanlah; Allah mencintai orang yang berbuat baik (QS. Al-Maidah [5]:13). Taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan waspadalah.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. ... Ketika kita kehilangan yang adapadanya sebagai miliknya, pada hal sebenarnya hanya titipan dari Allah dan kita adalah pengelolanya saja, maka ketika kehilangan milik kita itu, kita bukannya sujud menyembah dan berkata "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil", melainkan malah akan dengan beringas memandang ke langit dan dengan lantang berterika"Rampok, maling, mengapa KAU mengambil milikku?.............. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, tidaklah sulit menemukan orang 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya X5L5Qz.
  • p7xgzdatno.pages.dev/238
  • p7xgzdatno.pages.dev/185
  • p7xgzdatno.pages.dev/218
  • p7xgzdatno.pages.dev/147
  • p7xgzdatno.pages.dev/384
  • p7xgzdatno.pages.dev/255
  • p7xgzdatno.pages.dev/196
  • p7xgzdatno.pages.dev/52
  • p7xgzdatno.pages.dev/123
  • allah yang memberi allah yang mengambil